Kupang, Kompas - Proyek sarana air bersih bantuan Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas mulai dibangun bagi masyarakat di Desa Kuanheum, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Hal itu ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Kupang Ayub Titu Eki di Desa Kuanheum, Sabtu (13/11).
Penyaluran air dari alur sungai hingga puncak tebing tersebut memanfaatkan teknologi pompa hidran yang mengandalkan energi air itu sendiri atau berteknologi ”air tolak air”. Nilai total proyek itu sekitar Rp 1,4 miliar.
Bupati Kupang menilai bantuan itu sebagai wujud kepedulian dan keikhlasan sangat dalam dari Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) dan Kompas bersama kelompoknya atas persoalan yang sejak lama membelenggu masyarakat Kuanheum, yakni kesulitan air bersih.
”Saya atas nama masyarakat Kabupaten Kupang menyampaikan terima kasih paling mendalam kepada tim DKK dan Kompas atas bantuan sarana air bersih bagi warga desa kami. Bantuan ini sungguh melegakan masyarakat karena mereka sudah merindukannya sejak lama, serta meringankan beban Pemerintah Kabupaten Kupang yang berkemampuan sangat terbatas mengatasi berbagai kesulitan masyarakatnya,” kata Bupati.
Tak bebani warga
Penggunaan pompa hidran tak membutuhkan energi listrik. Selain itu juga tak membebani warga untuk biaya operasional dan cocok untuk pedesaan terpencil, miskin, dan masih jauh dari jangkauan pelayanan listrik PLN.
Edy Suteja dari Yayasan DKK menjelaskan, keputusan membantu proyek air bersih bagi masyarakat Kuanheum melalui proses panjang, sekitar setahun. Salah satu proses yang cukup berlarut adalah terkait pilihan penggunaan teknologi. Penggunaan energi listrik sengaja tidak dipilih karena diprediksi dapat memberatkan masyarakat minimal Rp 6 juta per bulan.
”Pilihan akhirnya jatuh pada penggunaan pompa hidran yang akan melontarkan air hanya mengandalkan energi air itu sendiri. Produsennya dari Yogyakarta pun sudah didatangkan dan yang bersangkutan menjamin bisa melontarkan air dari alur sungai hingga puncak tebing sebelum dialirkan hingga perkampungan warga,” jelas Edy.
Sarana air bersih bantuan DKK itu akan melontarkan air dari Sungai Kuanheum hingga bak penampung utama di puncak tebing setinggi kurang lebih 60 meter. Selanjutnya air akan dialirkan dengan gravitasi hingga perkampungan terdekat di Kuanheum, berjarak sekitar 3 kilometer.
Jika tak ada halangan, sekitar pertengahan Maret 2011 masyarakat Kuanheum akan menikmati air bersih dari bantuan DKK tersebut.
”Kami sungguh merasa sangat terbantu jika air berhasil mengalir hingga kampung-kampung. Sejauh ini sudah banyak janji bahkan upaya mengatasi kesulitan air bersih di Kuanheum, tetapi tak pernah terwujud,” kata Bernadus Nopemnamu, mantan Kepala Desa Kuanheum.
Dana Yayasan DKK merupakan sumbangan dari para pembaca harian Kompas. Dana itu digunakan untuk membantu masyarakat yang terkena bencana dan menderita berbagai masalah lain, seperti di Kuanheum. (ANS)
Post Date : 15 November 2010
|