|
GROBOGAN - Kabag Humas Pemkab Grobogan, Adi Djatmiko SH, mengungkapkan, bantuan air bersih akan diberikan berdasarkan skala prioritas. Pemberian air bersih itu diutamakan untuk daerah-daerah yang sangat membutuhkan. Untuk itu, kata dia, Bupati sudah memerintahkan kepada para camat agar melaporkan wilayahnya yang dilanda kekeringan. Dengan demikian, bantuan tersebut dapat diberikan dengan tepat sasaran. Ditambahkan Kasubag Kesehatan dan Kesra Bagian Sosial Pemkab Grobogan, Drs Komang GS, hingga kini pihaknya masih menunggu laporan dari kecamatan. Namun, karena belum ada permintaan dari kecamatan, maka belum ada yang mendapat bantuan air bersih. Pasalnya, kekeringan yang dialami masyarakat masih dapat teratasi, lantaran di sekitar wilayah tersebut masih terdapat sumber air. ''Jika mulai sekarang sudah dilakukan droping air, bisa jadi saat puncak kekeringan dananya sudah habis,'' ujarnya. Meski demikian, kata dia, menurut rencana droping air akan dimulai pada pertengahan Juni mendatang. Untuk mengantisipasi musim kemarau pada tahun ini, Pemkab mempersiapkan dana sekitar Rp 300 juta. Itu setara dengan 4.000 tangki air bersih. Dia menilai, kekeringan menjadi persoalan rutin yang selalu dihadapi warga Grobogan, karena hampir 30% daerah tersebut dimungkinkan tidak ada air bawah tanahnya. Sementara itu, pada musim kemarau ini beberapa warga di Kabupaten Grobogan mengandalkan sumur-sumur di tengah sawah dan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab, beberapa sumber air sudah mulai menyusut dan mengering. ''Untuk kebutuhan sehari-hari, kami mengambil air dari sungai,'' ujar Sakan (29), warga Desa/Kecamatan Kradenan. Meski demikian, warga tidak secara langsung mengambil air sungai itu. Sebelumnya, mereka membuat sumur-sumur darurat di dekat aliran sungai. Nantinya, air rembesan di sumur tersebut dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. (H3-54a) Post Date : 03 Juni 2005 |