ClimateHalaman : 5 Menampilkan 81 - 100 dari 304 data Indonesia Tidak Masuk 10 Besar TerbanyakKopenhagen, Kompas - Tanpa menghitung emisi dari sektor kehutanan dan kerusakan lahan, Indonesia tidak masuk dalam 10 besar negara pengemisi gas rumah kaca terbanyak di dunia. Organisasi nonpemerintah Germanwatch menyebutkan hal itu dalam laporan Climate Change Performance Index 2009 di Kopenhagen, Denmark.Cuaca Ekstrem Bencana 2009Kopenhagen, Kompas - Dari semua bencana alam yang terjadi sepanjang tahun 2009, lebih dari tiga perempatnya terkait dengan cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem juga bertanggung jawab atas penderitaan 55 juta jiwa di seluruh dunia.Antisipasi Perubahan Iklim GlobalKonferensi Global Perubahan Iklim saat ini dihadiri oleh utusan lebih dari 190 negara, penanda tangan Protokol Kyoto, termasuk Indonesia. Sebelumnya isu tentang perubahan iklim menjadi topik utama dalam pertemuan G-20 ataupun APEC yang lalu.Negosiasi Kurang Cerminkan KepentinganDelegasi RI boleh bangga dengan pencapaian target Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan dalam Konferensi Perubahan Iklim 2009. Namun, pencapaian itu menyisakan persoalan besar. Setidaknya, ini menurut pendapat Forum Masyarakat Sipil (CSF) untuk Keadilan IklimSkema Kehutanan DisepakatiKopenhagen, Kompas - Setelah melewati pembahasan alot selama lima hari, panduan metodologi Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi Hutan atau REDD disepakati di tingkat Badan Pembantu untuk Advis Teknologi dan Sains Pertemuan Para Pihak Ke-15, Sabtu (12/12) malam.Perdagangan Karbon Tak AdilJakarta, Kompas - Melalui kegiatan Global Day of Action-International Demonstrations on Climate Change, yakni sebuah aksi demonstrasi perubahan iklim secara global, Sabtu (12/12) di berbagai negara di dunia, ditekankan agar reduksi emisi tidak dialihkan menjadi mekanisme perdagangan karbon. Perdagangan karbon dengan pembeli negara maju dan penjual negara berkembang itu merupakan mekanisme tidak adilPasca-2012Beberapa minggu terakhir ini kita diusik oleh sebuah produk Hollywood yang berjudul 2012. Reaksi masyarakat sangat beragam, dari penasaran hingga marah.Ekoteknologi dan Pemanasan GlobalSetiap bagian dari belahan bumi ini mengalami masalahnya masing-masing, seperti halnya kekurangan pangan, kekurangan air bersih, penurunan kesehatan dan kekurangan gizi, kelangkaan energi, punahnya biodiversitas, dan perubahan iklim yang tidak teratur.Kopenhagen Makin PanasAda tiga argumen mengapa Pertemuan Para Pihak (COP) ke-15 di Kopenhagen makin memanas. Pertama, politik buying time Amerika Serikat dalam target penurunan emisi dan tenggat waktunya; kedua, efek bola salju pemanasan global telah merusak lingkungan sehingga terjadi pemanasan global lebih dahsyat; ketiga, perekonomian dunia yang masih suram sehingga agenda lingkungan bukan menjadi prioritas utamaDana Jangka Pendek Bukan SolusiKOPENHAGEN, KOMPAS - China bereaksi keras terhadap janji yang diberikan kelompok negara Uni Eropa yang akan memberikan dana bantuan jangka pendek untuk perubahan iklim. Mereka berpendapat, negosiasi perubahan iklim akan tidak mencapai hasil jika negara kaya tak mau memberikan komitmen jangka panjang.Harapan pada Konferensi KopenhagenKonferensi utama 193 pemimpin negara dan delegasi mereka untuk tetap mempertahankan keutuhan planet bumi di Kopenhagen, pada akhir 2009 ini, merupakan jejak sejarah dan tekad manusia untuk menghadapi berbagai krisis akibat perubahan iklim.Indonesia Tolak Audit dari LuarKopenhagen, Kompas - Delegasi Indonesia menolak usul negara-negara maju mengaudit pelaksanaan program penurunan emisi 26 persen, sebagai bahan analisis rencana pemberian bantuan untuk target 41 persen. Alasannya, proyek itu bersifat sukarela dan ada persoalan kedaulatanAktivitas Matahari Juga BerpengaruhJakarta, Kompas - Pada 2006 Indonesia dituduh menjadi negara ketiga terbesar pencemar CO di atmosfer sehingga dituding sebagai salah satu penyebab utama perubahan iklim global. Untuk mengetahui emisi GRK, terutama konsentrasi CO di atmosfer, pada 2006 Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional terlibat dalam penelitian.Adaptasi Perubahan Iklim Hasilkan Naskah Tunggal[JAKARTA] Pertemuan Perubahan Iklim di Kopenhagen, yang memasuki hari kelima yang membahas persoalan Adaptasi Perubahan Iklim menghasilkan sebuah naskah perundingan tunggal, sehingga negosiasi Adaptasi berjalan dengan perhatian yang tidak terpecah.Negara Berkembang Terpecah[KOPENHAGEN] Kekhawatiran akan ketidakkompakan negara-negara berkembang yang bergabung dalam kelompok 77 (G-77) dalam konferensi tingkat tinggi perubahan iklim di Kopenhagen, Denmark, mulai terasa. Beberapa negara kepulauan kecil dan sejumlah negara miskin di Afrika,Isu Air Kurang Mendapat PerhatianKopenhagen, Kompas - Sejumlah lembaga nonpemerintah yang hadir di Konferensi Perubahan Iklim 2009 menyoroti lemahnya perhatian terhadap isu air dalam negosiasi iklim. Kondisi itu mengkhawatirkan sekaligus memprihatinkanInternet Tidak Dioptimalkan, Informasi Iklim KurangJakarta, Kompas - Akses informasi iklim bagi petani masih amat kurang karena akses informasi melalui teknologi internet tidak dioptimalkan. Demikian temuan periset Australia dalam penelitian kolaboratif tentang perubahan iklim dan dampaknya bagi petani padi berlahan sempit di IndonesiaIndonesia OptimistisKopenhagen, Denmark - Meskipun tidak ada kesepahaman bersama dalam kelompok G-77 soal pendanaan untuk pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan, Indonesia optimistis akan mendapatkan manfaat. Adapun dalam isu tersebut kelompok G-77 pecahPemenangnya adalah... UkrainaBilik pameran Climate Action Network (CAN International) dan Avaaz.org di Bella Center dua hari terakhir ini selalu riuh menjelang pukul 18.00 waktu setempat. Peserta Konferensi Perubahan Iklim 2009 rela bergerombol menanti acara Fossil of the Day AwardMeletakkan Agenda Kelautan di KopenhagenPutaran negosiasi iklim kembali berlangsung. Bagi Indonesia, perundingan kali ini sangat berarti, setelah sebelumnya menjadi salah satu penggagas sekaligus tuan rumah World Ocean Conference, 11-15 Mei 2009 di Manado, Sulawesi Utara. | Terpopuler di ClimateEkoteknologi dan Pemanasan GlobalKategori : Kumpulan Berita - Artikel - ClimateKesepakatan Copenhagen Melibas Protokol KyotoKategori : Kumpulan Berita - Artikel - ClimateHidup Selaras dengan LingkunganKategori : Kumpulan Berita - Artikel - ClimateHutan Papua Paru-paru BumiKategori : Kumpulan Berita - Artikel - ClimateKurangi Efek Rumah Kaca, Selamatkan Bumi, Perilaku Hijau Perlambat Laju Pemanasan GlobalKategori : Kumpulan Berita - Artikel - Climate |