ClimateHalaman : 2 Menampilkan 21 - 40 dari 304 data Mengurangi Emisi Bisa Bertindak SendiriDunia lelah, semua lelahakibat perundingan bertele-tele di tingkat Kerangka Kerja PBB atas Konvensi Perubahan Iklim. Tidak heran jika gerakan sukarela dari negara pihak kini kian marak. Bahkan, ada ide untuk meninggalkan dua raksasa pelepas emisi gas rumah kaca, Amerika Serikat dan China.Khaotik "Abstrak"Mengapa gerak dunia (tampak) demikian lamban dalam merespons isu pemanasan global, terutama setelah Protokol Kyoto? Padahal, semua sektor telah mengungkap situasi apokaliptik yang bakal mereka hadapi pada pertengahan abad ini jika tak ada gerakan global radikal untuk menahan pemanasan global.Tunda Kompromi Akan Perbesar DampakCANCUN, SENIN - Puncak emisi gas rumah kaca akan tercapai pada 2015 dan kondisi lingkungan bumi akan terus merosot serta dampaknya akan berlipat jika dunia global memperlambat aksi bersama.Ke Mana Cancun Menuju...Setahun berlalu sudah. Tahun ini tak ada moto menderu menjelang Pertemuan Para Pihak ke-16 pada Konferensi Perubahan Iklim PBB di Cancun, Meksiko. Tahun lalu pertemuan serupa di Kopenhagen, Denmark, diawali dengan derasnya insinuasi istilah Hopenhagen.Dana REDD Undang KecemburuanJakarta, Kompas - Penyaluran dana program penurunan emisi dari deforestasi dan degradasi lahan dari negara Eropa ke negara pemilik hutan tropis, seperti Indonesia, mengundang kecemburuan negara lain.Satgas Yakin Konsep REDD Plus Bakal SiapBogor, Kompas - Satuan Tugas Persiapan Pembentukan Kelembagaan REDD Plus memastikan, konsep REDD Plus yang akan dibawa dan ditawarkan Pemerintah Indonesia di pertemuan REDD Plus di Cancun, Meksiko, 29 November nanti, akan selesai pada waktunya. Saat ini satgas yang dibentuk pada Okober lalu itu masih menyusun konsepnya.Dunia Ditantang Mencari Kesepakatan Dasar BersamaTIANJIN, Senin - Sekretaris Eksekutif Kerangka Kerja PBB Konvensi Perubahan Iklim Christiana Figueres, Senin (4/10) di Tianjin, China, menegaskan, perwakilan-perwakilan negara yang hadir harus segera menemukan kesepakatan dasar bersama demi terbentuknya aksi nyata menghadapi tantangan perubahan iklimPinjaman Bank Dunia untuk Perubahan IklimJakarta, Kompas - Bank Dunia, Selasa (25/5), menyetujui pinjaman 200 juta dollar AS untuk penanganan perubahan iklim di Indonesia. Ini menambah pinjaman 900 juta dollar AS untuk agenda perubahan iklim dari Pemerintah Perancis dan Badan Kerja Sama Internasional Jepang, Juli 2009.Indonesia Menghindari Dana PinjamanJakarta, Kompas - Indonesia sebisa mungkin tidak akan menggunakan dana pinjaman dalam pengelolaan hutan untuk mencapai target penurunan emisi karbon. Kontribusi negara-negara maju berupa hibah disambut baik karena dipandang sebagai perwujudan tanggung jawab bersamaPendanaan Negara Maju Diharapkan MeningkatJakarta, Kompas - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pekan ini akan menghadiri Konferensi Iklim dan Kehutanan di Oslo, Norwegia, yang berlangsung pada 26-27 Mei 2010.Pertemuan Petersburg Temui Jalan BuntuKOENIGSWINTER, SELASA - Pertemuan tingkat tinggi sekitar 40 negara masih menemui jalan buntu pada isu pengurangan emisi gas rumah kaca dan dana bantuan dari negara kaya ke negara miskin di hari ketiga pertemuan Petersburg Dialogue dengan tuan rumah bersama Jerman dan Meksiko.Muslim Dunia Harus Peduli pada Perubahan IklimBogor, Kompas - Peserta Konferensi Internasional Muslim I untuk Perubahan Iklim menyepakati suatu komunike yang memastikan Muslim dunia harus peduli pada perubahan iklim serta aktif memahami, beradaptasi, dan mengatasinya. Selain itu, peserta sepakat juga untuk menjadikan dan mendukung Kota Bogor sebagai Kota Hijau Lestari.Basis Data Lintas Sektoral DisusunJakarta, Kompas - Lokakarya internasional Climate Information Services in Supporting Mitigation and Adaptation to Climate Change in Infrastructure and Health Sectors yang berlangsung di Jakarta, Senin dan Selasa (29-30/3) menyepakati penyusunan basis data sektor kesehatan, kelautan, dan perikanan serta infrastruktur yang dipadukan dengan data perubahan iklim. Basis data itu diperlukan untuk memperkirakan dan mengantisipasi dampak perubahan iklim.Tantangan Menuju KesepakatanBanyak negara ingin melihat kesuksesan di Kopenhagen, Denmark, tetapi ternyata pertemuan yang dikenal dengan COP 15 itu belum berhasil mencapai kesepakatan untuk menetapkan aksi bersama yang mengikat secara hukum.Kopenhagen dan SampahAwal bulan Januari 2010 planet kita diguncang cuaca ekstrem. Selain Amerika Utara, Eropa mulai dari London sampai Moskwa, dan terus ke Tiongkok bagian utara, dilanda badai salju. Hujan deras dan banjir terjadi di Amerika Selatan, sebagian Afrika, Jepang, dan Asia tenggara termasuk Indonesia.Berumah di Bumi yang BerubahPemanasan global tak bisa ditawar lagi. Suhu bumi terus naik, muka air laut pun meninggi, cuaca tak lagi bisa dipastikan, dan bencana karena iklim makin kerap terjadi. Tanpa beradaptasi terhadap bumi yang berubah itu, kota-kota kita terancam gagal menyangga hidup wargaPotensi Ikan Kita Bisa TurunHasil Konferensi Perubahan Iklim di Kopenhagen sangat mengecewakan karena melenceng jauh dari harapan masyarakat dunia. Hasil Kopenhagen mengandung ketidakpastian dalam pembatasan emisi CO ke atmosfer. Hal lain yang jadi pertanyaan, mengapa isu kelautan tidak masuk dalam teks Copenhagen AccordPembahasan Laut Belum SelesaiHiruk pikuk Konferensi Perubahan Iklim (COP) Ke-15 di Kopenhagen, Denmark, telah melahirkan kesepakatan yang tidak memuaskan semua pihak. Memang tidak mudah memenuhi keinginan lebih dari 190 negara. Tonny WageyLaut Tak Diperhitungkan dalam Mitigasi IklimJakarta, Kompas - Isu kelautan tidak masuk dalam teks Copenhagen Accord. Dengan kata lain, laut tidak diperhitung- kan dalam mitigasi perubahan iklim. Padahal, fenomena kelautan memiliki peranan besar dalam memengaruhi terjadinya perubahan iklim, yaitu dalam hal pelepasan dan penyerapan karbon dioksidaAmbisi RI Mengurangi EmisiIndonesia menyatakan kesediaannya secara sukarela mengurangi emisi karbon sampai 26% pada 2020. Berbagai program telah dirancang untuk mengurangi emisi, antara lain dengan menyelamatkan hutan dan laut. Akankah kepentingan rakyat kecil terabaikan? | Terpopuler di ClimateEkoteknologi dan Pemanasan GlobalKategori : Kumpulan Berita - Artikel - ClimateKesepakatan Copenhagen Melibas Protokol KyotoKategori : Kumpulan Berita - Artikel - ClimateHidup Selaras dengan LingkunganKategori : Kumpulan Berita - Artikel - ClimateHutan Papua Paru-paru BumiKategori : Kumpulan Berita - Artikel - ClimateKurangi Efek Rumah Kaca, Selamatkan Bumi, Perilaku Hijau Perlambat Laju Pemanasan GlobalKategori : Kumpulan Berita - Artikel - Climate |